Senin, 31 Desember 2012

peledak yang dahsyat



Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000° C. Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850 MPa (» 10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkan sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi yang sedemikian besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 – 7500 meter per second (m/s). Oleh sebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja yang lambat laun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.

Minggu, 16 Desember 2012

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR


     Berkembangnya dan bertambahnya pusat industri di suatu negara di satu sisi menguntungkan manusia, tapi di sisi lain dapat menyebabkan suatu masalah yang sangat serius jika tidak ditanggulangi, salah satunya adalah masalah polusi. Setiap hari bahkan setiap detik, pabrik-pabrik memproduksi bahan polutan yang dapat mencemari lingkungan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu instansi pengolahan limbah agar limbah-limbah tersebut tidak terlalu berbahaya jika disalurkan ke lingkungan.
Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia baik berupa padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang. Limbah cair merupakan buangan cair yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk jenis kegiatan penghasilnya. Kandungan dalam limbah cair tidak selalu harus berupa zat cair. Limbah cair dapat juga mengandung gas dan padatan, tapi biasanya dalam proporsi yang jauh lebih kecil daripada zat cair. Limbah cair industri merupakan limbah cair yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan di suatu industri.
Beberapa sumber penghasil limbah cair di dalam suatu industri adalah :

1.
Proses produksi; misalnya pengecatan, pencucian bahan baku, pencampuran bahan kimia, dsb.
     2. Kegiatan utilitas; misalnya ketel uap (boiler), menara pendingin (cooling tower), dsb.
      3. Kegiatan domestik; misalnya pembersihan lantai, kantin industri, dsb.


 REMAIND LIMBAH CAIR

      Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut.Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian di-proses dan setelah itu dibuang,Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Pada beberapa pabrik tertentu, misalnya pabrik pengolahan kawat, seng, besi bajasebagian besar air dipergunakan untuk pendinginan mesin ataupun dapur pengecoran. Air ini dipompa dari sumbernya lalu dilewatkan pada bagian-bagian yang membutuhkan pendinginan, kemudian dibuang.Oleh sebab itu pada saluran pabrik terlihat air mengalir dalam volume yang cukup besar. Air ketel akan dibuang pada waktu-waktu tertentu setelah melalui pemeriksaan laboratorium, sebab air ini tidak memenuhi syarat lagi sebagai air ketel dan karenanya harus dibuang. Bersamaan dengan itu dibutuhkan pula sejumlah air untuk mencuci bagian dalam ketel Air pencuci ini juga harus dibuang.

      Karakteristik limbah cair dari suatu industri umumnya lebih dipengaruhi oleh limbah cair dari proses produksi, di antaranya :

1.
Penggunaan air,
      2. Penggunaan bahan baku,
      3. Penggunaan bahan pendukung,
      4. Penggunaan energi.

PENGOLAHAN 
    Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci utama untuk memelihara kelestarian lingkungan. Teknologi pengolahan air limbah yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini.
Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan, yaitu :

1.
Pengolahan secara fisika (screening, grit removal, flotasi, sedimentasi)
2.
Pengolahan secara kimia (koagulasi, flokulasi, klorinasi)
3.
Pengolahan secara biologi (lagoon, oxidation ditch, trickling filter, activated sludge, Rotating Bio Contractor)

     Dalam proses pengolahan air limbah secara biologis, keberadaan mikroorganiusme sangat berperan penting dalam keberhasilan proses pengolahan. Beberapa mikroorganisme yang berperan, antara lain :

1. Bakteri,berperan dalam degradasi senyawa organik dan dalam pembentukan flok. Beberapa bakteri memproduksi polisakarida ekstraseluler seperti polipeptida dan asam nukleat yang membantu proses flokulasi.

2.
Protozoa,merupakan komponen yang paling banyak dalam lumpur aktif. Protozoa tersebut antara lain Sarcodina (Amoeba sp.), flagellata, dan cilliata (free swimming). Protozoa memakan senyawa-senyawa pencemar dalam limbah cair dan juga berperan dalam proses flokulasi.

3.
Fungi,tidak terdapat di lumpuraktif.

4. Filamentous
bacteria,tuntutan adanya teknologi bersih juga mempengaruhi sistem pengolahan limbah. Beberapa tahun lalu tepatnya tahun 1990-an, telah diperkenalkan adanya Teknologi Oksidasi Lanjutan atau Advanced Oxidation Processes (AOP). AOP merupakan satu atau hasil kombinasi dari beberapa proses seperti ozone, hydrogen peroxide, ultraviolet light, titanium oxide, photo catalyst, sonolysis, electron beam, electrical discharges (plasma) serta beberapa proses lainnya untuk menghasilkan hidroksil radikal. Hidroksil radikal adalah spesies aktif yang memiliki sifat radikal yang mudah bereaksi dengan senyawa organik apa saja tanpa terkecuali, terutama senyawa-senyawa organik yang selama ini sulit atau tidak dapat diuraikan dengan metode mikrobiologi atau membran filtrasi.