Oleh: Parpen Siregar
- I. Pendahuluan
Keberadaan harimau sumatera saat ini menjadi sebuah polemik tersendiri karena mengakibatkan konflik antara manusia dan harimau. Rusaknya habitat alami harimau sumatera mengakibatkan satwa ini tersingkir dari habitat alaminya, sehingga menimbulkan gangguan terhadap manusia. Serangan harimau sumatera terhadap manusia dan hewan ternak telah sering terjadi. Serangan harimau sumatera yang menewaskan 3 ekor ternak sapi terjadi di Desa Talang Kebun Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma Propinsi Bengkulu (Kompas, 2008b). Sementara itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir di Popinsi Sumatera Barat tercatat 26 kasus konflik harimau dengan manusia, sebanyak 16 kasus menghilangkan nyawa manusia dan sisanya memangsa ternak masyarakat (Kompas, 2008a).
Untuk mencegah gangguan harimau sumatera terhadap manusia dan mempertahankan kelestarian spesies tersebut, maka sangat diperlukan upaya konservasi terhadap harimau sumatera. Dengan demikian harimau sumatera dapat dipertahankan kelangsungannya dan terhindar dari kepunahan seperti yang telah dialami oleh harimau Bali (Panthera tigris balica) dan harimau Jawa (Panthera tigris sondaica). Kedua harimau tersebut telah punah dalam 50 tahun terakhir. Harimau Bali dan Jawa terakhir kali diketahui keberadaannya pada akhir tahun 1930-an dan 1970-an.
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengidentifikasi degradasi habitat harimau sumatera dan memberikan alternatif solusi rehabilitasi harimau sumatera agar terjaga kelestariannya.
- II. Degradasi Habitat Harimau Sumatera
- 1. Deforestasi dan Degradasi.
- 2. Perburuan dan Perdagangan
- 3. Konflik dengan Manusia
- 4. Kemiskinan
- 5. Berkurangnya Mangsa
III. Upaya Konservasi Harimau Sumatera
Payung hukum kegiatan konservasi di Indonesia telah tertuang dan dilindungi dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Konservasi harimau sumatera awalnya bermana Sumatra Tiger Project (STP) telah dimulai tahun 1995 di Taman Nasional Way Kambas Propinsi Lampung. Saat ini kegiatan yang bernama Program Konservasi Harimau Sumatera, juga dikembangkan di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh Propinsi Jambi dan Riau dan Kawasan Konservasi Harimau Senepis Buluhala Propinsi Riau. Upaya konservasi harimau sumatera sebenarnya bukan semata hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian harimau sumatera saja, tetapi juga melindungi spesies lainnya. Karena harimau sumatera merupakan species payung (umbrella species) yang artinya dengan melindungi spesies ini secara tidak langsung juga melindungi spesies lainnya yang hidup di habitat yang sama.
Upaya konservasi harimau sumatera bertujuan untuk mempertahankan kelestarian harimau sumatera. Beberapa upaya tersebut adalah sebagai berikut :
- Memulihkan dan meningkatkan populasi harimau sumatera beserta bentang alamnya pulih. Upaya konservasi in-situ merupakan program utama konservasi harimau sumatera dengan memulihkan populasi harimau dan habitat alaminya. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain adalah :
- Membina kekayaan genetik unit-unit populasi harimau sumatera, terutama pada habitat yang kritis untuk menghindari erosi ragam genetik melalui pengembangan restocking populasi dan translokasi.
- Mengembangkan upaya pengelolaan mitigasi konflik untuk menyelamatkan harimau yang bermasalah dengan relokasi, translokasi, dan penetapan kawasan pelepasliaran alami.
- Meningkatkan program pemantauan terhadap populasi, ekologi, dan habitat harimau sumatera dengan memperkuat dasar hukum dan kapasitas aparatur yang berwenang.
Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah ukuran populasi secara biologis dan ekologis harimau sumatera dalam jumlah ideal dan habitat serta daerah jelajah harimau sumatera tidak berkurang, bahkan diharapkan dapat bertambah.
- Meningkatkan infrastuktur dan kapasitas instansi terkait dalam pemantauan dan evaluasi terhadap upaya konservasi harimau sumatera dan satwa mangsanya. Kegiatan yang dilakukan adalah :
- Memperkuat infrastrukur instansi yang melakukan pelaksanaan dan pemantauan konservasi harimau. Selain itu juga dilakukan penyusunan rencana pengelolaan konservasi pada setiap bentang alam harimau sumatera sesuai dengan karakteristik dan potensi di lapangan.
- Mengembangkan pusat informasi terpadu tentang konservasi harimau sumatera yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat.
Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah terlaksananya pemantauan kinerja konservasi harimau sumatera secara efektif oleh Kementrian Kehutanan selaku penanggung jawab utam beserta mitra kerjanya.
- Membangun jejaring kerja dan infrastruktur komunikasi dan menciptakan kelompok masyarakat yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kelestarian harimau sumatera. Konservasi harimau sumatera adalah tanggung jawab semua pihak. Oleh karena itu harus dijalin jejaring kerja dan komunikasi yang baik diantara semua pihak. Kegiatan yang dilakukan adalah :
- Mengembangkan pengawasan terpadu dan intensif antara pemerintah, lembaga non pemerintah, dan masyarakat terhadap kegiatan konservasi. Selain itu juga dilakukan pendidikan dan penyadartahuan masyarakat secara terpadu dan berkesinambungan tentang pentingnya konservasi harimau sumatera.
- Membangun mekanisme pendanaan yang berkelanjutan dalam mendukung kegiatan konservasi harimau sumatera.
Indikator kebersasilannya adalaha terbangunnya komunitas konservasi harimau sumatera di Indonesia yang berjalan dengan baik dan dapat berafiliasi dan membangun jaringan (networking) dengan jaringan konservasi harimau internasional.
- Membangun program konservasi ex-situ yang bermanfaat dan selaras dengan upaya kelestarian harimau sumatera di alam. Konservasi ex-situ merupakan salah satu alternatif untuk menjaga kelestarian harimau sumatera. Saat ini terdapat 371 ekor harimau sumatera di penangkaran baik di dalam maupun di luar negeri (Dephut, 2007). Namun diperlukan regulasi yang mengatur pemanfaatan hasil penangkaran harimau sumatera. Perlu dirumuskan standar-standar konservasi ex-situ agar sesuai dengan standar etika dan kesejahteraan bagi harimau sumatera. Selain itu kajian skema conservation/breeding loan dapat dikembangkan dan reintroduksi harimau sumatera dapat dilaksanakan dengan efektif.
IV. Simpulan
Manusia sebagai mandate cultural haruslah memelihara bumi dan memanfaatkan sumberdaya dan daya dukungnya secara bertanggung jawab. Terancamnya kelestarian harimau sumatera tidak lepas dari tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu upaya konservasi harimau sumatera mendesak untuk segera dilakukan dengan konsisten dan didukung seluruh stake holder dengan merasa memiliki dan membantu upaya pelaksanaan konservasi.
Daftar Pustaka
Departemen Kehutanan. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) 2010 – 2017. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Direktorat Perlidungan Hutan dan Pelestarian Alam. 1994. Strategi Konservasi Harimau Sumatera. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Eyes on the Forest. 2008. Laporan Investigasi Eyes on The Forest : Asian Pulp & Paper Mengancam Hutan Senepis, Habitat Harimau Sumatra, serta Iklim Global. www.eyesontheforest.or.id (Diakses 02 Juni 2010).
Franklin, N., Bastoni, S., Siswomartono, D., Manansang, J., and Tilson, R. 1999.Last of the Indonesian tigers: a cause for optimism. In Siedensticker, J., Christie, S. & Jackson, P. (eds). Riding the tiger: Tiger conservation in human dominated landscapes. Cambridge University Press. Cambridge.
Hutajulu, M.B. 2007. Studi Karakteristik Ekologi Harimau Sumatra [Panthera tigris sumatrae (Pecock, 1929)] Berdasarkan Camera Trap di Lansekap Tesso Nilo – Bukit Tiga Puluh, Riau. Tesis Program Pasca Sarjana Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia (Tidak Dipublikasikan).
Kompas. 2008a. Terkam Orang, Harimau Sumatera Diburu. Harian Kompas Edisi 31 Januari 2008.
Kompas. 2008b. Harimau Mengganas di Bengkulu, Memangsa Tiga Sapi. Harian Kompas Edisi 20 Februari 2008.
Lubis, A.F. 2009. Penyebaran Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) Sebagai Salah Satu Pertimbangan Dalam Pengelolaan dan Zonasi Taman Nasional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Propinsi Sumatra Utara. Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (Tidak Dipublikasikan).
Lynam, A.J., T. Palasuwan, J. Ray, and S. Galster. 2000. Tiger Survey Techniques and Conservation Handbook. Wildlife Conservation Society-Thailand Program. Bangkok.
Mills, J. A., and P. Jackson. 1994. Killed for a Cure: A Review of the Worldwide Trade in Tiger Bone. TRAFFIC International.Cambridge, UK.
Nyhus, P. J., and R. Tilson. 2004. Characterizing Human-Tiger Conflict in Sumatra, Indonesia: Implications for Conservation. Oryx 38(1) : 68-74.
O’Brien, T. G., Kinnaird, M. F., and Wibisono, H. T. 2003. Crouching Tiger, Hidden Prey: Sumatran tiger and prey populations in a tropical forest landscape. Animal Conservation 6: 131-139.
Seidensticker, J., S. Christie, and P. Jackson. 1999. Preface. In: Siedensticker, J., S. Christie, and P. Jackson (eds.). Ridding the Tiger: Tiger Conservation in Human Dominated Landscape. Cambridge University Press. Cambridge, UK.
Sriyanto dan Rustiati, E.L. 1997. Hewan mangsa potensial harimau Sumatra di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Dalam: Tilson, R., Sriyanto, E.L. Rustiati, Bastoni, M. Yunus, Sumianto, Apriawan, dan N. Franklin (ed.). Proyek Penyelamatan Harimau Sumatra: Langkah-langkah konservasi dan Manajemen In-situ dalam Penyelamatan Harimau Sumatra. LIPI. Jakarta.
Sunquist, M.E, K.U. Karanth, and F.C. Sunquist. 1999. Ecology, behaviour and resilience of the tiger and its conservation needs. In: Siedensticker, J., S. Christie, and P. Jackson (eds.). Ridding the Tiger: Tiger Conservation in Human Dominated Landscape. Cambridge University Press. Cambridge, UK.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419).
Wibisono, H. T. 2006. Population Ecology of Sumatran Tigers (Panthera tigris sumatrae) and Their Prey in Bukit Barisan Selatan National Park, Sumatra, Indonesia. Thesis Master. The Department of Natural Resources Conservation, University of Massachusetts, Amherst, MA, USA.
WWF. 2010. Tiger Facts. www.wwf.or.id/savesumatra (Diakses 01 Juni 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar